Tempo hari aku sudah cerita bahwa anakku (Aurelius – biasa dipanggil Relly) mengikuti pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh Rotary. Dia dapat tempat di Michigan, tepatnya di Imlay City, kira-kira satu jam perjalanan dari Detroit. Maaf nih, ceritanya agak terlambat dipublikasikan soalnya banyak kesibukan.
Berhubung tempatnya sangat dekat dengan Canada, dan sebulan sekali katanya ada pertemuan di Canada, maka selain minta visa USA dia juga harus minta visa Canada. Nah, ini ceritanya minta visa. Untuk minta visa USA
ternyata gampang sekali. Cukup mengirim email ke kedutaan dan minta
jadwal untuk wawancara. Pembayaran pun cukup tunai. Waktu itu dia
mendaftar di konsulat USA di Surabaya. Datang pagi-pagi, ngantri di luar
gedung, dipanggil masuk, screening, bayar Rp 950.000, wawancara, lolos,
dan disuruh datang lagi 3 hari kemudian untuk mengambil visanya.
Tapi ngurus visa di Kedutaan Canada
ternyata lebih sulit karena kami mencoba mengirim email tapi tidak
dibalas. Mencoba telepon juga cuma jawaban mesin. Akhirnya saya putuskan
datang sendiri supaya cepat. Biaya sih berlipat karena kami naik
pesawat dari Yogya ke Jakarta pp. Sebetulnya lewat biro perjalanan juga bisa tapi mereka tidak bisa menjamin kapan dapatnya visa.
Yang
lebih nyebelin lagi yaitu tidak adanya aturan urut-urutan kerja yang
disediakan bagi pemohon visa, sehingga kami merasa dipingpong. Pertama
kami sampai di gedung (wah lupa namanya tuh, pokoknya di Jalan Jend.
Sudirman). Tentu tujuan utama kami ke kedutaan Canada di lantai atas (kalau tidak salah lantai 5). Sesampai di sana,
setelah lewat screening, kami sampai ke loket dan mendapat formulir
untuk diisi. Setelah diisi kami serahkan kembali ke loket, eh tidak
taunya untuk pembayaran harus beli bankdraft di HSBC di lantai dasar.
Aku turun ke HSBC dengan maksud mau beli bankdraft senilai Rp 1.400.000
(untuk multiple entry). Eh, gak taunya harus pakai fotokopi KTP padahal
KTPku kan
ditinggal di resepsionisnya kedutaan. Jadi terpaksa naik lagi pinjam
KTP dan turun lagi, langsung ke basement untuk cari jasa fotokopi baru
kemudian naik ke HSBC.
Yah,
akhirnya bankdraftpun sudah selesai dibuat dan aku bawa ke kedutaan
untuk diserahkan bersama formulir yang telah diisi. Tapi si ibu yang di
loket memeriksa dulu isian formulir itu dan ada beberapa yang dia paksa
harus diisi. Coba bayangkan, anakku cuma akan sehari dua hari di Canada
untuk meeting, dia paksa harus tulis nama dan alamat tempat dia akan
tinggal. Wah bingung juga. Untung aku punya nama dan alamat Rotarian
yang tinggal di Canada,
ya sudah aku tulis saja. Begitu juga jumlah uang yang dibawa harus
ditulis. Pokoknya kaku deh. Dan akhirnya setelah semua komplit, dia
memberi tanda terima tanpa nomor dan nama untuk datang 3 hari kemudian.
Tiga hari kemudian kami datang lagi, menyerahkan formulir itu dan dia
menyerahkan paspornya orang lain. Buseeet, ceroboh benar ya. Untung kami
lihat dulu dalamnya sehingga bisa kami tukarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar