(Mengutip Majalah Duit edisi September 2011)
Pertanyaan:
Saya
seorang ibu rumah tangga yang ingin menambah uang belanja dengan
mencari penghasilan tambahan. Saya tertarik untuk mendapatkan
penghasilan tambahan dengan mengikuti tawaran suatu Multi Level
Marketing supplemen kesehatan dari luar negeri. Yang ingin saya tanyakan
adalah:
1. Apakah berbisnis MLM prospeknya masih cerah?
2. Apakah ada kriteria memilih MLM yang baik?
3.
Apakah MLM memang bagian dari franchise (waralaba) mengingat saya
pernah menjumpai MLM yang menyebut sistemnya sebagai personal franchise.
(Ida - Bekasi)
Jawaban:
MLM,
network marketing, atau apapun istilahnya pada intinya adalah penjualan
secara langsung (direct selling). Kunci keberhasilannya adalah seberapa
besar kemampuan Anda untuk membukukan penjualan, karena dari penjualan
itulah besaran komisi Anda dihitung.
Untuk dapat melakukan penjualan spektakuler, perlu kombinasi tiga hal
yang harus saling mendukung, yakniproduk istimewa yang dapat diterima
pasar, sistem penjualan yang baik dari Prinsipal, dan tentunya semangat
juang, kemampuan menjual, dan kegigihan Anda sendiri sebagai penjualnya.
Jika Anda, dan prinsipal MLM Anda tentunya, mempunyai dan mampu
menyinergikan tiga hal tersebut, maka prospek bisnis MLM Anda bisa
dibilang masih terbuka lebar.
Untuk memilih MLM yang baik ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan:
1.
Barang yang ditawarkan memang kebutuhan sehari-hari dan memungkinkan
pembelian berulang (repeat order) dalam waktu dekat. Misalkan saja
barang kebutuhan sehari-hari atau suplemen kesehatan. Hal ini penting
untuk memastikan volume pasar produk Anda cukup besar dilihat dari
jumlah orang yang membutuhkan produk dan seberapa sering mereka
melakukan pembelian ulang.
2.
Pastikan barang yang Anda jual sudah mempunyai izin-izin yang
diperlukan, seperti misalnya makanan dan obat-obatan harus mendapatkan
izin edar dari BP-POM. Anda harus waspada jika produk yang Anda jual
belum memiliki perizinan lengkap, jika sampai jatuh korban akibat
mengkonsumsi produk Anda, salah-salah Anda malah bisa dilaporkan ke yang
berwajib.
3.
Pilihlah MLM yang menawarkan produk dengan harga yang wajar. Memang
umumnya MLM menjual produk dengan harga tinggi/premium karena harus
membayar komisi yang besar bagi para agennya. Namun jika sampai harga
yang dipatok sudah keterlaluan tingginya - apalagi produk yang
ditawarkan biasa-biasa saja - pelanggan justru malah kapok membeli dan
reputasi produk Anda malah jatuh.
4.
Pilihlah MLM yang sudah terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung
Indonesia (APLI) sehingga jika terjadi masalah, asosiasi dapat membantu
Anda dalam melakukan penyelesaian.
Jika
Anda bertanya mengenai hubungan MLM dengan Franchise/Waralaba, maka
keduanya adalah sama-sama skema distribusi barang dengan memanfaatkan
hak atas karya intelektual berupa hak merek milik prinsipal. Selain itu,
konsep keduanya sangatlah berbeda. Dalam inlu franchising sendiri tidak
dikenal istilah personal franchise sehingga jika ada yang
mengistilahkan MLM sebagai personal franchise, bisa jadi MLM yang
bersangkutan sekadar "meminjam" istilah Franchise/Waralaba yang memang
sedang booming di masyarakat.
(Pietra Sarosa - SAROSA Consulting Group)
Migrasi dari yohaness.multiply.com September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar