Senin, 13 Agustus 2012

Anakku ke USA (bagian 2)


 

dipindahkan dari yohanesss.multiply.com 20 September 2006

Persiapan keberangkatan sudah semakin lengkap. Kami beli 2 kopor besar, yang per buahnya sudah 7 kg sendiri beratnya. Padahal dengar-dengar dari Rotarian calon host parent anakku, tiap kopor cuma boleh berbobot 23 kg. Sedangkan menurut informasi, China Airlines memperbolehkan sampai 32 kg. Bingung juga nih. Akhirnya tanpa mau membuang resiko, sebagian isi kopor yang berupa souvenir kami tinggal di rumah. Meskipun demikian bobot masing-masing kopor tetap lebih dari 23 kg, cuma kali ini lebihnya 1 sampai 2 kg saja dengan catatan kalau nanti memang dibatasi 23 kg ya kelebihannya dikeluarkan dan ditinggal saja.

Tanggal 26 Agustus pagi-pagi buta kami sudah bangun untuk naik pesawat Garuda yang berangkat jam 6.20 pagi. Tiba di Jakarta jam 7.30 pagi. Setelah mencari sarapan kami luntang-lantung di bandara selama 3 jam lebih. Oh ya, dari Yogya ada 2 orang pelajar lain yang berangkat bersamaan dengan anakku. Sekitar jam 10 datang satu anak lagi yang rumahnya di Bekasi. Jadi anakku berangkat berempat. Untunglah nggak berangkat sendirian.

Sekitar jam 11 mereka mulai masuk untuk mengurus tiket dan bebas fiskal. Dan ternyata berat kopor tidak melebihi batas. Jadi betul 32 kg bukan 23 kg. Wah nyesel juga banyak barang yang ditinggal di rumah.

Waktu itu kami para orang tua tidak boleh ikut masuk. Nah setelah selesai mengurus, ternyata mereka sudah tidak sempat keluar lagi. Jadilah kami-kami para orang tua ini main suap sama petugas. Lumayan, satu orang kena Rp 50.000. Dan caranya pintar, tidak mencolok mata, yaitu petugas yang di pintu masuk akan meneriaki temannya di belakang screener, “Pak Anu…. Tolong bapak ini dibantu.” Rupanya itu suatu kode. Jadi setelah melewati screener, HPku dipegang oleh Pak Anu tadi, dan baru diserahkan kembali setelah aku tukar dengan lembaran biru.

Yah, di dalam para orang tua memberi cium perpisahan pada anak-anaknya masing-masing. Kami masih sempat melihat mereka di pemeriksaan terakhir di customs. Setelah itu barulah air mata yang tadinya ditahan-tahan tertumpah. Mami-mami tentu lebih banyak menangis. Bahkan ada satu mami yang setelah keluar masih nangis berat. Akhirnya suaminya pun tidak tahan dan ikut menangis.

Tidak ada komentar: