Jumat, 17 Agustus 2012

Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi Kalimantan Tengah


Nama Provinsi : Kalimantan Tengah
Tanggal Berdiri (Hari Jadi) : 23 Mei 1957)
Dasar Pendirian : UU No. 
Ibukota : Palangkaraya
Luas Wilayah : ± 157.983 km²
Jumlah Penduduk : 2.004.110 (sensus tahun 2006)
Letak Geografis : 0°45’ Lintang Utara - 3°3’ Lintang Selatan dan 111°-114° Bujur Timur
Terletak di Pulau Kalimantan
Jumlah Daerah Tingkat II : 14 Kabupaten dan Kota
Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah
Alamat: Jalan RTA Milono No. 1, Palangkaraya
Telepon : 0536-22000, 21354
Fax : 0536-22845
Email : 
Website : http://www.kalteng.go.id

Daerah Tingkat II nya:
1. Kabupaten Barito Selatan
2. Kabupaten Barito Timur
3. Kabupaten Barito Utara
4. Kabupaten Gunung Mas
5. Kabupaten Kapuas
6. Kabupaten Katingan
7. Kabupaten Kotawaringin Barat
8. Kabupaten Kotawaringin Timur
9. Kabupaten Lamandau
10. Kabupaten Murung Raya
11. Kabupaten Pulang Pisau
12. Kabupaten Sukamara
13. Kabupaten Seruyan
14. Kota Palangkaraya

Lambang Provinsi: Isen Mulang (Pantang Mundur)

Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Tengah berbentuk segilima. Warna dasar: merah dan di tengah lambang berwarna hijau, dengan moto ISEN MULANG (Pantang Mundur). 
Segi lima, adalah lambang falsafah hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Merah, adalah lambang keberanian, keperkasaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang memecah belah persatuan dan kesatuan.
Hijau, adalah lambang kesuburan bumi Tanbun Bungai dengan berbagai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Talawang (Perisai), adalah lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap anasir - anasir yang merusak baik dari luar maupun dari dalam.
Belanga (Guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan potensi kekayaan alam Kalimantan Tengah.
Tali Tengang (Tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan dan kekompakan yang tidak mudah di cerai beraikan.
Kapas dan Parei (Kapas dan Padi), adalah lambang bahan sandang pangan yang melambangkan kemakmuran bangsaIndonesia pada umumnya dan rakyat Kalimantan Tengah pada khususnya.
Bintang Lapak Lime ( Bintang Segi Lima), adalah lambang Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Kambang Kapas (Bunga Kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (Buah Padi) 45 butir adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Burung Tingang (Burung Enggang), adalah lambang pertanda kemakmuran dan kedinamisan serta tekat rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta secara aktif pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Mandau dan sipet (Parang dan Sumpit) adalah pasangan senjata yang di buat oleh nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan menghadapi serangan musuh.
Garantung (gong) adalah lambang bahwa masyarakat Kalimantan Tengah menjunjung tinggi kesenian, kebudayaan, berpandangan optimis dalam menghadapi berbagai tugas dalam suasana gotong royong sebagai lambang persatuan dan kesatuan.

Pahlawan Kalimantan Tengah : Tjilik Riwut

Pahlawan nasional itu memang telah lama berpulang, namun perjuangan, pengabdian, serta jasa-jasanya bagi bangsa dan negara membuat keharuman namanya selalu dikenang. Berikut sekilas tentang riwayat Komodor Udara (Marsekal Pertama) Kehormatan TNI AU Tjilik Riwut.
Tjilik Riwut lahir di Kasongan tanggal 2 Febuari 1918. Putra Dahiang Riwut ini menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1930. Tiga tahun kemudian ia menamatkan belajarnya Taman Dewasa tepatnya tahun 1933.
Ketertarikan Tjilik Riwut pada kegiatan tulis menulis dan dunia jurnalistik membawanya mengikuti Kursus Wartawan di tahun 1936.
Ilmu Jurnalistik yang dimilikinya membawanya menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Pakat Dayak bernama ”Suara Pakat” pada 1940-1941. Rentang waktu itu Tjilik Riwut juga menjadi koresponden Harian Pembangunan, pimpinan Sanusi Pane. Ia juga adalah koresponden Harian Pemandangan, pimpinan M. Tabrani.
Tjilik Riwut menikah dengan Clementine Suparti. Pernikahan ini memberinya 
lima orang buah hati. Mereka adalah Emiliana Enon Heryani, A Ratna Hawun Meiarti, Theresia Nila Ambun Triwati, Kameluh Ida Lestari, dan Anakletus Tarung Tjandra Utama.
Tahun 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kememerdekaan. Ketika itu pula Tjilik Riwut menjadi Perwakilan Dewan Pimpinan Penyelenggaraan Ekspedisi ke Borneo di Yogyakarta. Satu tahun kemudian ia dipercaya sebagai Pimpinan Rombongan II Utusan pemerintah RI Yogya ke Kalimantan;
Dipenghujung tahun itu, tepatnya tanggal 17 Desember 1946 berlangsung sebuah peristiwa sangat penting. Hari itu Tjilik Riwut mewakili 142 suku Dayak di pedalaman Kalimantan setara dengan 185.000 jiwa menyatakan dan melaksanakan Sumpah Setia kepada Pemerintah RI. Sumpah ini dilakukan Tjilik Riwut dengan upacara adat leluhur Suku Dayak di hadapan Presiden Sukarno di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta.
Tahun 1946-1954 Tjilik Riwut menjadi Komandan pasukan MN 1001 Mobiele Brigade MBT/TNI Kalimantan berpangkat Mayor. Tanggal 17 Okt 1947 Tjilik Riwut kembali mendapat tugas sangat penting sebagai Komandan Penerjun pasukan payung RI ke Kalimantan. Ini adalah penerjunan pertama TNI AU di Kalimantan dengan sasaran pasukan NICA. Misinya merebut dan mengembalikan Kalimantan kepangkuan RI.
Dalam dekade 1950-1959 Tjilik Riwut mendapat amanat duduk di berbagai jabatan posisi di pemerintahan. Diantarnya ; 1950 menjadi Wedana di Sampit, Kalimantan Tengah, 1950-1951 menjadi Bupati Kotawaringin Timur, 1951-1956 sebagai Bupati Kepala Daerah Swantara Tk.II Kotawaringin Timur.
Tjilik Riwut juga kerap mengemban berberapa tugas jabatan berbeda dalam rentang waktu yang sama. Misalnya pada 1957 ia adalah residen pada kantor persiapan / pembentukan daerah swantara TK 1 Kalimantan Tengah di Banjarmasin. Tahun 1958 residen DPB pada pemerintahan swantara Tingkat 1 Kalteng; 1958-1959 menjadi Penguasa/ Pemangku Jabatan Gubernur Kepala Daerah Swantara Tingkat.I Kalimantan Tengah. Sementara pada 1957-1959 Tjilik Riwut adalah juga Anggota DewanNasional RI;
Tjilik Riwut menjadi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Kalimantan Tengah pertama pada 1959-1967. Tjilik Riwut pulalah yang memimpin, mendirikan serta membangun hutan di sekitar desa Pahandut menjadi Kota Palangkaraya, Ibukota Kalimantan Tengah.
Selain itu masih banyak jabatan penting yang dipercayakan kepada Tjilik Riwut seperti menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung, Anggota DPR-GR Daerah Swantara Tingkat I Kalimantan Tengah, Pembantu Khusus Angkatan Udara RI di Kalimantan, Anggota MPRS dan sejumlah jabatan penting lainnya.
Kecintaan Tjilik Riwut pada dunia tulis menulis tidak hilang meskipun telah menjadi pejabat. Sejumlah buku penting pernah ditulisnya. Buku-buku itu adalah Makanan Dayak (1948); Sejarah Kalimantan (1952); Kalimantan Memanggil (1958); Memperkenalkan Kalimantan Tengah dan Pembangunan Kota Palangka Raya (1962); Manaser Panatau Tatu Hiang (1965); Kalimantan Membangun(1979). Buku terakhir telah disunting dan diterbitkan kembali oleh Nila Tjilik Riwut dengan judul Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan pada tahun 2007.
Tjilik Riwut wafat pada tanggal 17 Agustus 1987, pukul 04.45 WITA di Banjarmasin. Sebagai orang yang telah berjasa bagi bangsa dan negara jenasahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya.
Pada tahun 1998 Presiden RI menganugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana dan Gelar Pahlawan Nasional bagi Almarhum Tjilik Riwut.

Tidak ada komentar: