Jumat, 17 Agustus 2012

Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta


Nama Provinsi : Jakarta
Tanggal Berdiri (Hari Jadi) : 22 Juni 1527
Dasar Pendirian : UU No ?
Ibukota : Jakarta
Luas Wilayah : ±  740 km²
Jumlah Penduduk : ± 8.792.000 (sensus tahun 2004)
Letak Geografis : 5°19’12”-6°23’54” Lintang Selatan dan 106°27’42”-106°58’18” Bujur Timur
Terletak di Pulau Jawa
Jumlah Daerah Tingkat II : 6 Kabupaten / Kota

Provinsi Jawa Barat
Alamat Kantor Gubernur: Jalan Medan Merdeka Selatan 8-9, Blog G, Lantai 3, Jakarta
Telepon: 021-3447009
Fax: 021-3848850
Email: 
Website: http://www.jakarta.go.id

Daerah Tingkat II nya:
1. Kabupaten Kepulauan Seribu
2. Kota Jakarta Barat
3. Kota Jakarta Pusat
4. Kota Jakarta Selatan
5. Kota Jakarta Timur
6. Kota Jakarta Utara

Lambang Daerah :
Pintu Gerbang adalah lambang kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar masuk kegiatan nasional dan hubungan internasional.
Tugu Nasional adalah lambang kemegayah, daya juang dan cipta.
Padi dan kapas adalah lambang kemakmuran
Ombak laut adalah lambang kota, negeri kepulauan
Sloka “Jaya Raya” adalah slogan perjuangan Jakarta
Perisai segilima melambangkan Pancasila
Warna emas pada pinggir perisai adalah lambang kemuliaan Pancasila
Warna merah pada sloka adalah lambang kepahlawanan
Warna putih pada pintu gerbang adalah lambang kesucian
Warna kuning pada padi, hijau dan putih pada kapas adalah lambang kemakmuran dan keadilan
Warna biru adalah lambang angkasa bebas dan luas

Sekilas Jakarta :
Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kelapa yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kelapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kelapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta.
Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jakayarta. Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar. Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lingkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden.
Pada 686 Masehi Kerajaan Tarumanegara hancur akibat serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya. Abad ke-14 Jakarta masuk ke wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran yang sering disebut Kerajaan Pajajaran atau Kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiliki enam pelabuhan, di antaranya pelabuhan Sunda Kelapa. Kota pelabuhan ini terletak di Teluk Jakarta – di muara sungai Ciliwung – yang merupakan pusat perdagangan paling penting sejak abad ke-12 hingga ke-16.
Begitu pentingnya Sunda Kelapa sehingga tak luput dari incaran orang-orang Portugis yang sejak tahun 1511 sudah bercokol di daratan Malaka. Keinginan mereka mendapatkan sambutan baik dari Raja Pajajaran. Selain berkepentingan soal perdagangan, Raja Pajajaran juga bermaksud meminta bantuan orang-orang Portugis dalam menghadapi orang-orang Islam yang sudah banyak pengikutnya di Banten dan Cirebon. Demak kala itu sudah menjadi pusat kekuatan dan penyebaran agama Islam.
Perjanjian kerja sama pun ditandatangani antara Raja Pajajaran dan orang Portugis. Isinya orang Portugis diizinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa, yang ditandai di tepi sungai Ciliwung. Perjanjian itu tak dapat diterima oleh Demak yang saat itu sedang berada di puncak kejayaan. Sultan Demak mengirimkan balatentaranya yang dipimpin sendiri oleh menantunya, Fatahillah. Pasukan Fatahillah berhasil menduduki Sunda Kelapa pada 1527. Ketika armada Portugis datang, pasukan Fatahillah menghancurkannya. Dengan kemenangan itu Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, artinya kemenangan berjaya. Itulah peristiwa bersejarah yang ditetapkan sebagai hari jadi kota Jakarta. Kekuasaan Jayakarta akhirnya berada di tangan Fatahillah, dan kerajaan Islamnya meluas sampai mencapai Banten.
Ketika Jepang masuk pada awal Maret 1942, nama Batavia diubah menjadi Jakarta. (sumber: Majalah Amanah)
Dikutip dari http://swaramuslim.net/galery/more.php?id=A5617_0_18_0_M

Tidak ada komentar: