Senin, 13 Agustus 2012

Keberangkatan Anakku ke USA (bagian pertama)

dipindahkan dari yohanesss.multiply.com 19 September 2006




Tempo hari aku sudah cerita bahwa anakku (Aurelius – biasa dipanggil Relly) mengikuti pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh Rotary. Dia dapat tempat di Michigan, tepatnya di Imlay City, kira-kira satu jam perjalanan dari Detroit. Maaf nih, ceritanya agak terlambat dipublikasikan soalnya banyak kesibukan.

Berhubung tempatnya sangat dekat dengan Canada, dan sebulan sekali katanya ada pertemuan di Canada, maka selain minta visa USA dia juga harus minta visa Canada. Nah, ini ceritanya minta visa. Untuk minta visa USA ternyata gampang sekali. Cukup mengirim email ke kedutaan dan minta jadwal untuk wawancara. Pembayaran pun cukup tunai. Waktu itu dia mendaftar di konsulat USA di Surabaya. Datang pagi-pagi, ngantri di luar gedung, dipanggil masuk, screening, bayar Rp 950.000, wawancara, lolos, dan disuruh datang lagi 3 hari kemudian untuk mengambil visanya.

Tapi ngurus visa di Kedutaan Canada ternyata lebih sulit karena kami mencoba mengirim email tapi tidak dibalas. Mencoba telepon juga cuma jawaban mesin. Akhirnya saya putuskan datang sendiri supaya cepat. Biaya sih berlipat karena kami naik pesawat dari Yogya ke Jakarta pp. Sebetulnya lewat biro perjalanan juga bisa tapi mereka tidak bisa menjamin kapan dapatnya visa.

Yang lebih nyebelin lagi yaitu tidak adanya aturan urut-urutan kerja yang disediakan bagi pemohon visa, sehingga kami merasa dipingpong. Pertama kami sampai di gedung (wah lupa namanya tuh, pokoknya di Jalan Jend. Sudirman). Tentu tujuan utama kami ke kedutaan Canada di lantai atas (kalau tidak salah lantai 5). Sesampai di sana, setelah lewat screening, kami sampai ke loket dan mendapat formulir untuk diisi. Setelah diisi kami serahkan kembali ke loket, eh tidak taunya untuk pembayaran harus beli bankdraft di HSBC di lantai dasar. Aku turun ke HSBC dengan maksud mau beli bankdraft senilai Rp 1.400.000 (untuk multiple entry). Eh, gak taunya harus pakai fotokopi KTP padahal KTPku kan ditinggal di resepsionisnya kedutaan. Jadi terpaksa naik lagi pinjam KTP dan turun lagi, langsung ke basement untuk cari jasa fotokopi baru kemudian naik ke HSBC.

Yah, akhirnya bankdraftpun sudah selesai dibuat dan aku bawa ke kedutaan untuk diserahkan bersama formulir yang telah diisi. Tapi si ibu yang di loket memeriksa dulu isian formulir itu dan ada beberapa yang dia paksa harus diisi. Coba bayangkan, anakku cuma akan sehari dua hari di Canada untuk meeting, dia paksa harus tulis nama dan alamat tempat dia akan tinggal. Wah bingung juga. Untung aku punya nama dan alamat Rotarian yang tinggal di Canada, ya sudah aku tulis saja. Begitu juga jumlah uang yang dibawa harus ditulis. Pokoknya kaku deh. Dan akhirnya setelah semua komplit, dia memberi tanda terima tanpa nomor dan nama untuk datang 3 hari kemudian. Tiga hari kemudian kami datang lagi, menyerahkan formulir itu dan dia menyerahkan paspornya orang lain. Buseeet, ceroboh benar ya. Untung kami lihat dulu dalamnya sehingga bisa kami tukarkan.

Tidak ada komentar: