Senin, 13 Agustus 2012

Kriteria MLM Yang Baik

(Mengutip Majalah Duit edisi September 2011)

Pertanyaan:
Saya seorang ibu rumah tangga yang ingin menambah uang belanja dengan mencari penghasilan tambahan. Saya tertarik untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengikuti tawaran suatu Multi Level Marketing supplemen kesehatan dari luar negeri. Yang ingin saya tanyakan adalah:
1. Apakah berbisnis MLM prospeknya masih cerah?
2. Apakah ada kriteria memilih MLM yang baik?
3. Apakah MLM memang bagian dari franchise (waralaba) mengingat saya pernah menjumpai MLM yang menyebut sistemnya sebagai personal franchise.
(Ida - Bekasi)

Jawaban:
MLM, network marketing, atau apapun istilahnya pada intinya adalah penjualan secara langsung (direct selling). Kunci keberhasilannya adalah seberapa besar kemampuan Anda untuk membukukan penjualan, karena dari penjualan itulah besaran komisi Anda dihitung.
        Untuk dapat melakukan penjualan spektakuler, perlu kombinasi tiga hal yang harus saling mendukung, yakniproduk istimewa yang dapat diterima pasar, sistem penjualan yang baik dari Prinsipal, dan tentunya semangat juang, kemampuan menjual, dan kegigihan Anda sendiri sebagai penjualnya. Jika Anda, dan prinsipal MLM Anda tentunya, mempunyai dan mampu menyinergikan tiga hal tersebut, maka prospek bisnis MLM Anda bisa dibilang masih terbuka lebar.
        Untuk memilih MLM yang baik ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan:

1. Barang yang ditawarkan memang kebutuhan sehari-hari dan memungkinkan pembelian berulang (repeat order) dalam waktu dekat. Misalkan saja barang kebutuhan sehari-hari atau suplemen kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan volume pasar produk Anda cukup besar dilihat dari jumlah orang yang membutuhkan produk dan seberapa sering mereka melakukan pembelian ulang.

2. Pastikan barang yang Anda jual sudah mempunyai izin-izin yang diperlukan, seperti misalnya makanan dan obat-obatan harus mendapatkan izin edar dari BP-POM. Anda harus waspada jika produk yang Anda jual belum memiliki perizinan lengkap, jika sampai jatuh korban akibat mengkonsumsi produk Anda, salah-salah Anda malah bisa dilaporkan ke yang berwajib.

3. Pilihlah MLM yang menawarkan produk dengan harga yang wajar. Memang umumnya MLM menjual produk dengan harga tinggi/premium karena harus membayar komisi yang besar bagi para agennya. Namun jika sampai harga yang dipatok sudah keterlaluan tingginya - apalagi produk yang ditawarkan biasa-biasa saja - pelanggan justru malah kapok membeli dan reputasi produk Anda malah jatuh.
4. Pilihlah MLM yang sudah terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) sehingga jika terjadi masalah, asosiasi dapat membantu Anda dalam melakukan penyelesaian.

Jika Anda bertanya mengenai hubungan MLM dengan Franchise/Waralaba, maka keduanya adalah sama-sama skema distribusi barang dengan memanfaatkan hak atas karya intelektual berupa hak merek milik prinsipal. Selain itu, konsep keduanya sangatlah berbeda. Dalam inlu franchising sendiri tidak dikenal istilah personal franchise sehingga jika ada yang mengistilahkan MLM sebagai personal franchise, bisa jadi MLM yang bersangkutan sekadar "meminjam" istilah Franchise/Waralaba yang memang sedang booming di masyarakat.
(Pietra Sarosa - SAROSA Consulting Group)


Migrasi dari yohaness.multiply.com September 2011

Tidak ada komentar: